Salam untuk pembaca semua...
Sungguh tidak berasa 23 tahun akan datang, suatu tragedi 12 13 Mai 1998, sebuah tragedi yang dimana pada saat itu saya menyaksikan kejadian demi kejadian yang terjadi di Jakarta dari siang sampai larut malam. Hal yang terpenting bagi saya pada saat itu adalah saya tidak terbawa arus untuk berbuat anarkis dan merugikan orang lain, tapi dimana pada saat peristiwa itu saya bisa menolong orang-orang yang membutkan jasa transportasi alias ojek untuk pulang ke rumah dari tempat kerja oran-orang tersebut.
Disini saya akan menceritakan aktivitas waktu saya masih bekarja sebagai Kurir dan Kolektor di sebuah perusahaan Kurir dan Cargo di bilangan kemayoran, sebagai seorang Kuris sudah pastinya setiap hari saya berkeliling kota Jakarta dan bahkan luar kota. Dan pada tanggal 12 saat itu saya melitas di Gedung BRI Jl. Jend. Sudirman karena memang ada surat yang perlu saya antar ke sana, kurang lebihnya jam 11.30 pada saat itu kondisi kawasan Sudirman sudah tidak kondusif, maka saya punya inisiatif untuk pulang ke kontrakan, dan untuk tidak melanjutkan aktivitas kerja dalam artian sebagian surat2 yang saya bawa saya pending dulu untuk sementara waktu menunggu kondisi normal, tapi ditengah perjalanan saya pulang, tepatnya di Jl. Bendungan Hilir saya di stop (kemungkinan di kira Ojek, karena memang setiap hari aktivitas saya tidak menjukan soerang kurir, karena Tas yang saya bawa saya masukin ke dalam jaket jadi tidak kelihatan), olah seseorang laki-laki yang meminta untuk di antarkan ke RS. Harapan Kita Grogol, tidak pikir panjang lagi dari pada saya pulang mendingan saya antar saja ini bapak, idep2 nolong, inisiatif saya kalo saya lewat Tanah Abang lebih cepat, tapi apa yang terjadi di Tanah Abang ternyata kejadian besar telah meledak semua orang berlomba-lomba untuk menjarah dan membakar semua ruko2 yang ada disana (sepanjang jaln KH. Mas Masyur), akhirnya saya muter balik lewat Petamburan ternyata disana lebih parah lagi, tapi akhirnya sampai juga di RS. Harapan Kita.
Sepulangnya dari Harapan Kita saya mendaptkan penumpang sorang Wanita yang minta diantar ke kamal, saya tidak ingat pasti yang jelas dekat pondok pesantren Al-Kamal Jakbar, pada saat itu niat saya hanya membantu dan saya tidak pasang tarif, padahal pada saat itu nyari POM bensin aja susah, di sepajang perjalan ke Kepuk saya melihat Tol Jakarta Merak sudah macet tatal.
Selapas pulang dari Al-Kamal saya mendaptkan penumpang di Perempatan Tomang seorang wanita, minta diantar ke Pancoran tepatnya (sekarang dekat Menara Saidah) dari situ saya dibayar 10.000, tapi sepanjang Jl. Gatot Subtoro sudah tidak normal lagi, sudah banyak masa dari berbagai elemen masyarakat dan ormas-oramas. tapi niat saya untuk mencari nafkah, selepas pulang dari pancoran saya mencoba mutar lewat Blok M tepatnya di Geung PLN saya mendapat kan penumpang yang minta di antar melihat2 keadaan jalan ya kira2 ada 1 jam saya berkeliling dan menyangsikan kejadian bakar bakaran serta penjarahan masa, selepas itu pulang lagi ke Gedung PLN saya masih ingat dibayar 20.000.
Dari situ saya melaju ke sudirman tepatnya di Gedung GKBI saya mendapat penumpang laki-laki yang minta di antar ke Pasar Minggu, pulang dari Pasar MInggu saya mendapat penumpang lagi minta di antat ke Hotel Hillton (yang sekarang ganti naman Sultan), ditenggah perjalan ke Hillton tepatnya di Goro Kalibata disitu saya sepat berhenti sebentar dengan penumoang saya, saya menyangsikan aktivitas penjarah dimana orang2 pada saling membawa troly untuk diisi segala macam barang, tapi blm semua orang bisa masuk sudah keburu dibakar, tidak lama paling2 2 menit langsung menlanjtukan perjalanan ke Hillton, sesampainya di Hillton langusung ke kantor orang tersebut, sesampainya disana ternyata kawan2nya minta diantar pulang ke rumah, saya masih inggat ada 3 orang yang minta diantar 2 laki2 dan 1 cewek.
pada waktu itu terjadi negoisasi harga tapi saya serahkan kepada penumpang berapa mau bayar terhadap saya padahal waktu menunjukan sudah semakin malam dan jika saya matok harga ya kira2 50 rb pada saat itu penupang pasti mau tapi saya tidak bisa untuk matok harga disini saya niatkan sekalian menolong, akhirnya satu persatu penumpang saya atar.
*Tujuan pertama ke Bekasi Timur tepatnya mungkin di Perumahan Jati Mulia, yang saya ingat rumahnya di pinggir jalan TOL, dari situ saya dibayar 25.000, sepanjang perjalan ke Bekasi saya lewat TOL kondisi saat itu tidak ada lampu penerangan tepatnya di belakng kampus unisma saya di stop sama masa, tapi saya bilang saya ojek,, akhirnya dibiarkan lewat.
*Penumpang yang kedua minta diantar ke Priuk tepatnya sih di Kebn Bawang... sama dari situ saya lewat tol Kota dan Tol Wiyoto Wiyono, penumpang saya kan Cina dia takut satu2 jalan tak suruh pake Helm sama penutup muka, tapi benar pas di Hero Pancoran kan ada masa saya distop.. tapi saya bilang juga Bang saya ojek sampai berkali2 akhirnya dibiarkan lewat...dari situ saya dibayar 25.ooo.
*Penumpang ketiga cewek ini yang paling pelit minta diantar ke Ciputat, masa sudah malam apalagi kondisi jakarta pada saat itu benar-benar mencekam nawar ongkosnya 10.000. Tapi akhirnya saya antar juga itu penumpang sampai rumahnya, tapi pas di Alteri Pondok indah terjadi insiden masa pejarahan saling perang batu, akhirnya saya mutar lewat jalan lain menghindari masa tersebut, dan itu penumpang terakhir saya pda malam itu.
Berhubung sang waktu terus beranjak malam dan keadaan Jakarta yang semakin mencekam di dukung dengan kondisi fisik saya yang sudah mulai lelah akhirnya saya memutuskan untuk pulang dan istirahat, sesampainya di kontrakan sadara saya teruma kakak saya mencemaskan akan keselamatan saya, dikira saya ikut aktivitas penjarahan.
Saya menuliskan disini mungkin ada sebagian orang-orang diatas yang pernah saya anatar pada saat itu, mengingat akan kejadian2 tersebut, bisa untuk menuliskannya disini.
salam untuk semuanya yang membaca.
Disini saya akan menceritakan aktivitas waktu saya masih bekarja sebagai Kurir dan Kolektor di sebuah perusahaan Kurir dan Cargo di bilangan kemayoran, sebagai seorang Kuris sudah pastinya setiap hari saya berkeliling kota Jakarta dan bahkan luar kota. Dan pada tanggal 12 saat itu saya melitas di Gedung BRI Jl. Jend. Sudirman karena memang ada surat yang perlu saya antar ke sana, kurang lebihnya jam 11.30 pada saat itu kondisi kawasan Sudirman sudah tidak kondusif, maka saya punya inisiatif untuk pulang ke kontrakan, dan untuk tidak melanjutkan aktivitas kerja dalam artian sebagian surat2 yang saya bawa saya pending dulu untuk sementara waktu menunggu kondisi normal, tapi ditengah perjalanan saya pulang, tepatnya di Jl. Bendungan Hilir saya di stop (kemungkinan di kira Ojek, karena memang setiap hari aktivitas saya tidak menjukan soerang kurir, karena Tas yang saya bawa saya masukin ke dalam jaket jadi tidak kelihatan), olah seseorang laki-laki yang meminta untuk di antarkan ke RS. Harapan Kita Grogol, tidak pikir panjang lagi dari pada saya pulang mendingan saya antar saja ini bapak, idep2 nolong, inisiatif saya kalo saya lewat Tanah Abang lebih cepat, tapi apa yang terjadi di Tanah Abang ternyata kejadian besar telah meledak semua orang berlomba-lomba untuk menjarah dan membakar semua ruko2 yang ada disana (sepanjang jaln KH. Mas Masyur), akhirnya saya muter balik lewat Petamburan ternyata disana lebih parah lagi, tapi akhirnya sampai juga di RS. Harapan Kita.
Sepulangnya dari Harapan Kita saya mendaptkan penumpang sorang Wanita yang minta diantar ke kamal, saya tidak ingat pasti yang jelas dekat pondok pesantren Al-Kamal Jakbar, pada saat itu niat saya hanya membantu dan saya tidak pasang tarif, padahal pada saat itu nyari POM bensin aja susah, di sepajang perjalan ke Kepuk saya melihat Tol Jakarta Merak sudah macet tatal.
Selapas pulang dari Al-Kamal saya mendaptkan penumpang di Perempatan Tomang seorang wanita, minta diantar ke Pancoran tepatnya (sekarang dekat Menara Saidah) dari situ saya dibayar 10.000, tapi sepanjang Jl. Gatot Subtoro sudah tidak normal lagi, sudah banyak masa dari berbagai elemen masyarakat dan ormas-oramas. tapi niat saya untuk mencari nafkah, selepas pulang dari pancoran saya mencoba mutar lewat Blok M tepatnya di Geung PLN saya mendapat kan penumpang yang minta di antar melihat2 keadaan jalan ya kira2 ada 1 jam saya berkeliling dan menyangsikan kejadian bakar bakaran serta penjarahan masa, selepas itu pulang lagi ke Gedung PLN saya masih ingat dibayar 20.000.
Dari situ saya melaju ke sudirman tepatnya di Gedung GKBI saya mendapat penumpang laki-laki yang minta di antar ke Pasar Minggu, pulang dari Pasar MInggu saya mendapat penumpang lagi minta di antat ke Hotel Hillton (yang sekarang ganti naman Sultan), ditenggah perjalan ke Hillton tepatnya di Goro Kalibata disitu saya sepat berhenti sebentar dengan penumoang saya, saya menyangsikan aktivitas penjarah dimana orang2 pada saling membawa troly untuk diisi segala macam barang, tapi blm semua orang bisa masuk sudah keburu dibakar, tidak lama paling2 2 menit langsung menlanjtukan perjalanan ke Hillton, sesampainya di Hillton langusung ke kantor orang tersebut, sesampainya disana ternyata kawan2nya minta diantar pulang ke rumah, saya masih inggat ada 3 orang yang minta diantar 2 laki2 dan 1 cewek.
pada waktu itu terjadi negoisasi harga tapi saya serahkan kepada penumpang berapa mau bayar terhadap saya padahal waktu menunjukan sudah semakin malam dan jika saya matok harga ya kira2 50 rb pada saat itu penupang pasti mau tapi saya tidak bisa untuk matok harga disini saya niatkan sekalian menolong, akhirnya satu persatu penumpang saya atar.
*Tujuan pertama ke Bekasi Timur tepatnya mungkin di Perumahan Jati Mulia, yang saya ingat rumahnya di pinggir jalan TOL, dari situ saya dibayar 25.000, sepanjang perjalan ke Bekasi saya lewat TOL kondisi saat itu tidak ada lampu penerangan tepatnya di belakng kampus unisma saya di stop sama masa, tapi saya bilang saya ojek,, akhirnya dibiarkan lewat.
*Penumpang yang kedua minta diantar ke Priuk tepatnya sih di Kebn Bawang... sama dari situ saya lewat tol Kota dan Tol Wiyoto Wiyono, penumpang saya kan Cina dia takut satu2 jalan tak suruh pake Helm sama penutup muka, tapi benar pas di Hero Pancoran kan ada masa saya distop.. tapi saya bilang juga Bang saya ojek sampai berkali2 akhirnya dibiarkan lewat...dari situ saya dibayar 25.ooo.
*Penumpang ketiga cewek ini yang paling pelit minta diantar ke Ciputat, masa sudah malam apalagi kondisi jakarta pada saat itu benar-benar mencekam nawar ongkosnya 10.000. Tapi akhirnya saya antar juga itu penumpang sampai rumahnya, tapi pas di Alteri Pondok indah terjadi insiden masa pejarahan saling perang batu, akhirnya saya mutar lewat jalan lain menghindari masa tersebut, dan itu penumpang terakhir saya pda malam itu.
Berhubung sang waktu terus beranjak malam dan keadaan Jakarta yang semakin mencekam di dukung dengan kondisi fisik saya yang sudah mulai lelah akhirnya saya memutuskan untuk pulang dan istirahat, sesampainya di kontrakan sadara saya teruma kakak saya mencemaskan akan keselamatan saya, dikira saya ikut aktivitas penjarahan.
Saya menuliskan disini mungkin ada sebagian orang-orang diatas yang pernah saya anatar pada saat itu, mengingat akan kejadian2 tersebut, bisa untuk menuliskannya disini.
salam untuk semuanya yang membaca.
Semoga orang2 yang pernah saya antar sampai saat ini masih diberikan nikmat kesehatan & keselamatan, dan juga bila mana ada yang pulang ke Rahmatullah semoga diterima disisi-Nya.. Aamiin Aamiin Aamiin Ya rabbal alamin